Jumat, 22 Januari 2016

metode mendidik anak di era moderen

Tulisan berikut ini redaksi kutip dari buku Parenting in the West (Menjadi Orangtua di Barat) yang ditulis oleh sepasang suami istri, Dr. Ekram Beshir dan Mohamed Rida Beshir, beberapa tahun yang lalu. Mereka berdua dan keluarganya tinggal di Kanada. Mereka memotret realitas masyarakat Muslim dan non-Muslim di sana, dan mencari metode terbaik dalam mengasuh dan mendidik anak-anak agar tetap menjadi Muslim dan Muslimah yang shalih.

Pada zaman yang modern ini, rasanya kita perlu belajar dari mereka berdua mengenai metode terbaik dalam mengasuh dan mendidik anak-anak agar tetap menjadi Muslim dan Muslimah yang shalih. Karena semakin lama, gaya hidup di Indonesia mengalami pergeseran yang disebabkan begitu mudahnya pengaruh barat untuk masuk dan bahkan merusak nilai-nilai yang sudah ada.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dihindari dalam mendidik anak di era globalisasi seperti sekarang ini, yaitu:

-Kurang berusaha mempelajari pengalaman praktis karena menghadapi situasi yang berbeda dengan apa yang prnah dialaminya. Kemudian, mendidik dengan cara orangtua di masa lalu mendidik anaknya atau secara ‘membabi buta’ mencontoh orang lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi kita dan anak-anak kita sekarang.
-Bersikap perfeksionis, selalu merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai anak.
-Kekuatiran yang berlebihan, anak jadi merasa orangtuanya menginginkannya untuk tidak berkembang dan tidak bertambah kemampuannya.
-Merendahkan akan menjadikan anak kurang percaya pada diri sendiri.
-Permisif, penuh perhatian tapi tanpa batasan.
-Otoriter sehingga tidak menghargai pendapat dan perasaan anak. Terlalu mengontrol dengan memberikan terlalu banyak batasan.
-Anti-otoriter, sibuk dengan urusan sendiri sehingga mengabaikan waktu mengurus anak.
Pengurusan anak diserahkan pada pihak lain seperti neneknya, kerabat lainnya atau babysitter.

Yang terbaik secara Islam adalah tipe pertengahan antara memberikan kasih sayang sekaligus memberikan batasan (seimbang antara membesarkan hati dan menegur). Hal ini mengacu pada firman Allah: “Dan Kami telah menjadikan kamu umat yang seimbang…” (QS. Al Baqarah : 143)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar