- Dalam kehidupan berkeluarga, setiap orang tua tentu mengharapkan anak-anaknya dapat tumbuh menjadi anak-anak yang baik, dapat dibanggakan dan mempunyai karakter atau sifat-sifat yang positif dalam segala hal. Kebanyakan orang tua akan melakukan segalanya demi membahagiakan anak-anak mereka dengan memberikan segalanya yang mereka inginkan, namun ternyata hal ini tidak selalu baik dalam proses mendidik anak. Banyak anak yang dibiasakan hidup dengan kenyamanan dan tidak pernah merasa sulit dalam hidupnya cenderung menjadi manja dan tidak dapat mandiri. Sebagai orang tua, kita perlu berhati-hati dalam pengasuhan anak pada masa perkembangannya karena setiap didikan kita dapat berpengaruh besar bagi kehidupan sang anak di masa depan. Berikut adalah tips bagaimana mendidik anak dengan baik agar tidak manja, keras kepala dan dapat menjadi mandiri.
1. Jangan menuruti semua keinginan anak
Walaupun Anda sangat mencintai anak Anda, menuruti semua keinginannya bukanlah cara mendidik anak dengan benar. Tindakan tersebut hanya akan membuat anak Anda menjadi anak yang manja dan selalu mengandalkan orang lain. Jika sejak kecil anak sudah dimanjakan dengan mengikuti semua keinginannya, dampak ke depannya anak akan menjadi anak yang tidak mandiri dan malas karena selalu berpikir ada orang tua yang akan memberikan semua yang diinginkannya. Biasakanlah anak Anda untuk berusaha mengerjakan tugas mereka sendiri agar mereka dapat belajar bertanggung jawab untuk diri mereka sendiri.2. Jangan terlalu banyak melarang
Rasa keingintahuan anak terhadap dunianya sering kali membuat mereka ingin mencoba melakukannya secara leluasa. Ketakutan orang tua adalah jika hal-hal terburuk terjadi pada anak Anda. Makanya kebanyakan orang tua memberi larangan atau batasan terhadap suatu hal yang bisa membahayakan anak. Larangan hanya membuat rasa penasaran bagi anak untuk melakukannya dan dapat menjadikan anak berbohong kepada orang tuanya. Komunikasi dua arah adalah solusi terbaik untuk mengingatkan anak alih-alih melarang anak melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan. Beri tahu mereka tentang risiko yang mungkin terjadi dan mintalah anak Anda untuk berhati-hati.3. Ajar anak untuk tidak berbohong
Jangan sekali-kali memberikan contoh pada anak Anda untuk berbohong. Ajar mereka untuk selalu terbuka tentang keadaannya dalam segala hal, baik itu menyangkut perasaannya, atau kendala-kendala yang dihadapinya. Jangan membiasakan anak Anda tertutup tentang perasaan mereka terhadap Anda. Dengan cara ini, Anda sudah mendidik anak Anda untuk bertindak jujur dalam kehidupannya.4. Jangan sekali-kali menghukum dengan kekerasan fisik
Sering kali Anda sebagai orang tua merasa marah atau kesal terhadap ulah atau kelakuan anak-anak Anda yang buruk dan cara ampuh untuk membuat anak jera adalah dengan hukuman fisik. Salah satu contoh tindakan hukuman fisik yang sering dilakukan kebanyakan orang tua adalah memukulnya. Entah itu menggunakan tangan, kaki atau benda-benda lainnya yang dapat Anda gunakan untuk memukul anak Anda. Hal tersebut sama sekali tidak dibenarkan. Jika Anda memiliki anak kecil dan ketika mereka melakukan suatu kesalahan, Anda dapat memberi tahu secara baik-baik dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka tanpa memberikan hukuman fisik dan jika Anda memiliki anak yang usianya mungkin sudah beranjak remaja atau sudah mengerti keadaan, Anda bisa menerapkan sistem disiplin terhadap mereka. Kekerasan fisik hanya akan membuat jiwa anak Anda terluka, bukan hanya fisik atau tubuh mereka yang terluka. Dan itu akan berdampak negatif pada pertumbuhan jasmani dan emosi mereka. Hukuman fisik dalam bentuk apapun hanya akan menakutinya dan akan membuat anak semakin tidak menghormati Anda, menjadi keras kepala dan memberontak terhadap Anda.5. Kasih dan perhatian
Seorang anak akan merasa nyaman dan bahagia apabila orang tua mereka menunjukkan kasih dan perhatian pada saat anak memang membutuhkan hal itu. Kepedulian orang tua dalam hal sekecil apapun bisa membantu orang tua dalam mendidik anak. Perhatian bukan berarti berbicara tentang bagaimana Anda sebagai orang tua bisa memberikan materi atau barang-barang kesukaan anak, tetapi juga dalam tindakan, misalnya yang dapat Anda lakukan adalah ketika anak Anda belajar, saat itulah Anda bisa menunjukkan perhatian dan kasih Anda dengan cara menemani mereka, walaupun hanya sekadar duduk di sebelah mereka. Dengan demikian anak Anda akan lebih bersemangat dalam belajar dan apabila ada kesulitan, Anda dapat membantu anak memecahkannya.
Menjadi orang tua adalah tugas dan tanggung jawab yang mulia. Jadilah orang tua yang dapat dibanggakan oleh anak Anda. Didiklah anak Anda dengan baik, maka anak Anda akan memberikan sukacita bagi Anda dan keluarga.
Jumat, 22 Januari 2016
mendidik anak agar tidak manja
cara mendidik anak yang salah
- Cara asuh yang salah
Ketika seorang anak mulai beranjak remaja, muncul kekhawatiran pada benak sebagian besar para orang tua. Kekhawatiran akan masa depan anak-anaknya menyebabkan orang tua berusaha mendidik anak-anak mereka semenjak usia dini dengan sebaik mungkin, namun terkadang orang tua tidak menyadari atau bahkan melakukan kesalahan dalam mendidik putra-putri mereka. Kesalahan-kesalahan dalam mendidik yang tidak disadari oleh orang tua inilah yang menyebabkan anak-anak tidak menghargai bahkan memberontak terhadap orang tua mereka.
Anak adalah aset berharga Anda di masa depan. Anak-anak akan meneruskan garis keturunan keluarga Anda, jika orang tua salah dalam mendidik anak-anaknya bukannya membahagiakan keluarga yang diperoleh malah bisa mendatangkan aib bagi keluarga. Membuat anak untuk patuh atau jera bukan dibentuk dengan cara kekerasan atau dengan hukuman untuk menakut-nakuti. Kepatuhan seorang anak haruslah berasal dari kesadaran dalam diri anak tersebut dan menjadi tugas orang tua untuk membantu anak-anak memahami nilai-nilai kepatuhan tersebut.
Ada banyak cara dan saran yang bisa Anda peroleh, namun tentu saja tidak seluruhnya sesuai untuk diterapkan dalam keluarga Anda, pandai-pandailah memilah dan kenali dengan baik situasi keluarga Anda, bijaksanalah.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda pertimbangkan untuk membantu dalam mengasuh putra-putri Anda. Seorang anak bukanlah diri Anda
Anak-anak yang Anda lahirkan ke dalam dunia ini terlahir sebagai individu, oleh karena itu pahamilah bahwa memaksakan kehendak Anda kepada anak Anda tidak akan pernah mendatangkan kebaikan. Pahamilah karakter anak Anda dan carilah tahu ketertarikannya akan sesuatu, kemudian bimbinglah mereka untuk meraihnya.Jadilah teladan
Seorang anak ibarat spon yang sangat mudah menyerap air. Hal-hal yang baik dan buruk dalam masa pertumbuhan mereka akan mereka serap dan hal itu membentuk karakter dan perilaku mereka nantinya. Bersikaplah lembut, jadilah sabar terutama kepada pasangan Anda, jadilah penuh cinta kasih dan panjang sabar, ramahlah terhadap semua orang, murah hati dan rendah hatilah. Ketika anak-anak Anda melihat teladan Anda yang baik mereka akan tergoda untuk melakukan hal yang serupa.Konsisten
Menjadi orang tua harus tegas dan konsisten. Dalam hal membuat peraturan di dalam rumah tangga peran orang tua sangat dominan, namun bukan berarti saran dan masukan dari anak-anak dikesampingkan, libatkan anak-anak Anda dalam membuat peraturan dan ketika sebuah peraturan di dalam rumah tangga telah disepakati bersama, maka mintalah mereka semua untuk konsisten melaksanakannya, terutama Anda sebagai orang tua. Jika Anda seorang perokok dan melarang anak-anak Anda untuk merokok, sebaiknya Anda mempertimbangkan untuk segera berhenti merokok. Seorang anak melihat Anda sebagai sosok yang perlu dihormati, ditiru dan diteladani. jika Anda tidak bisa memberikan teladan yang konsisten, maka Anda patut untuk khawatir anak Anda akan memiliki alasan yang kuat untuk tidak mematuhi Anda.Beri teguran dengan halus
Kehidupan ini adalah masa di mana kita semua sedang belajar. Anak-anak Anda masih baru di dunia ini dan belum berpengalaman dan seringkali melakukan kesalahan-kesalahan yang sama. Ketika anak-anak Anda melakukan kesalahan, tugas orang tualah untuk menegur dan mengingatkan mereka, teguran-teguran Anda sebaiknya tidak diucapkan dengan kemarahan, lakukanlah dengan kelemahlembutan dan tutur kata yang baik. Sumpah serapah dan makian hanya akan membuat perasaan anak-anak Anda terluka, itu hanya akan membangkitkan amarah dan dendam dalam diri anak-anak Anda.Beri pujian
Manusia mana yang tidak suka bila dipuji, oleh karena itu pujilah anak-anak Anda dengan wajar ketika mereka berhasil melakukan sesuatu, dengan memberikan pujian tidak hanya akan membangkitkan rasa percaya diri anak-anak Anda tapi juga akan membuat anak-anak Anda menghargai orang-orang di sekitarnya.Jangan malu untuk meminta maaf
Ada kalanya orang tua juga melakukan kesalahan, ketika Anda melakukan kesalahan dan diketahui oleh anak-anak Anda jangan malu untuk meminta maaf kepada mereka. Dengan cara ini Anda menunjukkan kepada mereka arti sebuah kebesaran hati, anak-anak Anda akan semakin menghormati Anda.Ciptakan hubungan yang dekat dengan anak-anak Anda
Seharusnya antara orang tua dan anak tidak ada jurang pemisah, kedekatan antara orang tua dan anak sebaiknya menjadi prioritas utama. Jika hubungan antara orang tua dan anak terjalin harmonis maka komunikasi dua arah akan terjalin dengan baik.
Pada dasarnya tidak ada manusia yang diciptakan dengan karakteristik yang sama, oleh karena itu pola pendidikan terhadap satu orang dengan orang yang lain dapat berbeda-beda. Kenalilah anak-anak Anda dengan baik janganlah memaksakan kehendak Anda kepada anak-anak Anda. Jika Anda para orang tua pernah mengalami perlakuan yang tidak baik dari orang tua Anda sebelumnya, jangan lampiaskan pengalaman Anda kepada anak-anak Anda, cukuplah Anda yang mengalaminya dan pastikan anak-anak Anda mendapatkan perlakuan yang baik dari Anda.
Anak-anak akan selalu mengingat hal-hal yang pernah Anda ajarkan apakah itu baik atau buruk seumur hidup mereka. Jika Anda menginginkan anak-anak Anda untuk patuh dan menghormati Anda didiklah mereka dengan teladan, karena teladan lebih ampuh daripada ratusan peraturan yang tidak dijalankan secara konsisten
metode mendidik anak di era moderen
Tulisan berikut ini redaksi kutip dari buku Parenting in the West
(Menjadi Orangtua di Barat) yang ditulis oleh sepasang suami istri, Dr.
Ekram Beshir dan Mohamed Rida Beshir, beberapa tahun yang lalu. Mereka
berdua dan keluarganya tinggal di Kanada. Mereka memotret realitas
masyarakat Muslim dan non-Muslim di sana, dan mencari metode terbaik
dalam mengasuh dan mendidik anak-anak agar tetap menjadi Muslim dan
Muslimah yang shalih.
Pada zaman yang modern ini, rasanya kita perlu belajar dari mereka berdua mengenai metode terbaik dalam mengasuh dan mendidik anak-anak agar tetap menjadi Muslim dan Muslimah yang shalih. Karena semakin lama, gaya hidup di Indonesia mengalami pergeseran yang disebabkan begitu mudahnya pengaruh barat untuk masuk dan bahkan merusak nilai-nilai yang sudah ada.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dihindari dalam mendidik anak di era globalisasi seperti sekarang ini, yaitu:
-Kurang berusaha mempelajari pengalaman praktis karena menghadapi situasi yang berbeda dengan apa yang prnah dialaminya. Kemudian, mendidik dengan cara orangtua di masa lalu mendidik anaknya atau secara ‘membabi buta’ mencontoh orang lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi kita dan anak-anak kita sekarang.
-Bersikap perfeksionis, selalu merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai anak.
-Kekuatiran yang berlebihan, anak jadi merasa orangtuanya menginginkannya untuk tidak berkembang dan tidak bertambah kemampuannya.
-Merendahkan akan menjadikan anak kurang percaya pada diri sendiri.
-Permisif, penuh perhatian tapi tanpa batasan.
-Otoriter sehingga tidak menghargai pendapat dan perasaan anak. Terlalu mengontrol dengan memberikan terlalu banyak batasan.
-Anti-otoriter, sibuk dengan urusan sendiri sehingga mengabaikan waktu mengurus anak.
Pengurusan anak diserahkan pada pihak lain seperti neneknya, kerabat lainnya atau babysitter.
Yang terbaik secara Islam adalah tipe pertengahan antara memberikan kasih sayang sekaligus memberikan batasan (seimbang antara membesarkan hati dan menegur). Hal ini mengacu pada firman Allah: “Dan Kami telah menjadikan kamu umat yang seimbang…” (QS. Al Baqarah : 143)
Pada zaman yang modern ini, rasanya kita perlu belajar dari mereka berdua mengenai metode terbaik dalam mengasuh dan mendidik anak-anak agar tetap menjadi Muslim dan Muslimah yang shalih. Karena semakin lama, gaya hidup di Indonesia mengalami pergeseran yang disebabkan begitu mudahnya pengaruh barat untuk masuk dan bahkan merusak nilai-nilai yang sudah ada.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dihindari dalam mendidik anak di era globalisasi seperti sekarang ini, yaitu:
-Kurang berusaha mempelajari pengalaman praktis karena menghadapi situasi yang berbeda dengan apa yang prnah dialaminya. Kemudian, mendidik dengan cara orangtua di masa lalu mendidik anaknya atau secara ‘membabi buta’ mencontoh orang lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi kita dan anak-anak kita sekarang.
-Bersikap perfeksionis, selalu merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai anak.
-Kekuatiran yang berlebihan, anak jadi merasa orangtuanya menginginkannya untuk tidak berkembang dan tidak bertambah kemampuannya.
-Merendahkan akan menjadikan anak kurang percaya pada diri sendiri.
-Permisif, penuh perhatian tapi tanpa batasan.
-Otoriter sehingga tidak menghargai pendapat dan perasaan anak. Terlalu mengontrol dengan memberikan terlalu banyak batasan.
-Anti-otoriter, sibuk dengan urusan sendiri sehingga mengabaikan waktu mengurus anak.
Pengurusan anak diserahkan pada pihak lain seperti neneknya, kerabat lainnya atau babysitter.
Yang terbaik secara Islam adalah tipe pertengahan antara memberikan kasih sayang sekaligus memberikan batasan (seimbang antara membesarkan hati dan menegur). Hal ini mengacu pada firman Allah: “Dan Kami telah menjadikan kamu umat yang seimbang…” (QS. Al Baqarah : 143)
pendidikan anak
- 1. Pendidikan Anak dalam Islam
- 2. Anak adalah amanah/titipan AllahAnak adalah anugerah Allah SWT, penerus cita-cita dan garis keturunan. Anak juga merupakan amanah, titipan harta yang paling berharga yang harus dijaga, dirawat dan dididik agar menjadi penyejuk hati “Ya Rabbana, anugerahkanlah kepada kami, pasangan hidup dan keturunan sebagai penyejuk hati kami.Jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS 25:74).
- 3. Pentingnya keluarga : - Lingkungan pertama yang dijangkau anak-anak - Pengaruh besar pada golden age ( balita) - Menentukan kepribadian dan karakter Setiap anak dilahirkan suci/fitrah.g tuanyalah yang menjadikan mereka yahudi,rani ataupun majusi.” (HR Bukhari-Muslim).
- 4. Rasulullah SAW bersabda : "Tidaklah orangtua memberikan kepada anaknya pemberian yang lebih utama selain dari pendidikan yang baik " (HR. Tirmidzi & Thabrani)Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dariapi neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim [66]: 6)
- 5. Anak adalah aset masa depanJaminan kehidupan orang tua di saat rentaDan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Diadan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjutdalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepadaKeduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka danucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al Isra[17]:23)Mengucapkan kata ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kataatau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
- 6. Terputus semua amal kecuali tiga perkara "Apabila manusia mati maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya." (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)
- 7. Rasulullah saw. pernah bersabda, sebagaimana penuturan Anas bin Malik ra., “Pada Hari Kiamat kelak diserulah anak-anak kaum Muslim, ‘Keluarlah kalian dari kubur kalian.’ Merekapun keluar dari kuburnya. Lalu, mereka diseru, ‘Masuklah ke dalam surga bersama-sama.’Mereka berkata, ‘Duhai, Tuhan kami, apakah orangtua kami turut bersama kami?’ Hingga pertanyaan keempat kalinya menjawablah Dia, ‘Kedua orangtua kalian bersama kalian.’ Berloncatanlah setiap anak menuju ayah-ibunya, memeluk dan menggandeng mereka; mereka memasukkan orangtuanya ke dalam surga. Mereka lebih mengenal ayah dan ibu mereka pada hari itu melebihi pengenalan kalian terhadap anak-anak kalian di rumah kalian.” (Kitab Nuzhah al-Majalis wa Muntakhib an-Nafais, ash-Shufuri, dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dari jalan ath-Thabrani).
- 8. Hak-hak Anak1. Hak hidup• Firman Allah dalam QS Al-Isra’ ayat 31: Artinya: " Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.“• Demikian juga untuk menjaga keselamatan janin, Islam telah mensyari’atkan agar pelaksanaan hukuman (had) terhadap wanita hamil ditangguhkan sampai ia melahirkan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:• "Apabila ada seorang di antara wanita membunuh secara sengaja, ia tidak boleh dijatuhi hukuman mati sampai ia melahirkan anaknya, jika ia memang sedang hamil. Dan bilamana seorang wanita berzina, ia tidak boleh dirajam sampai ia melahirkan anaknya jika ia sedang hamil dan sampai ia selesai merawatnya." (HR Ibnu Majah).• Demi keselamatan janin Islam juga telah memberi keringanan bagi wanita hamil dalam menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Ia diperkenankan berbuka apabila ia tidak mampu atau apabila puasanya mengganggu pertumbuhan janin. Ia dapat mengganti puasanya di hari lain.
- 9. 2. Hak mendapatkan nama yang baik• Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad saw: "Ya Rasulullah, apakah hak anakkku dariku?" Nabi menjawab:"Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau tempatkan ia di tampat yang baik."• Sabda Rasulullah saw yang lain: "Baguskanlah namamu, karena dengan nama itu kamu akan dipanggil pada hari kiamat nanti." (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban)• Nama anak adalah penting, karena nama dapat menunjukkan identitas keluarga, bangsa, bahkan aqidah. Ngatinem sudah pasti orang Jawa, Simorangkir jelas dari keluarga Batak, Cecep tentu dari keluarga Sunda dan Alhabsyi menunjukkan keluarga Arab.• Islam menganjurkan agar orangtua memberikan nama anak yang menunjukkan identitas Islam, suatu identitas yang melintasi batas-batas rasial, geografis, etnis, dan kekerabatan.• Selain itu nama juga akan berpengaruh pada konsep diri seseorang.
- 10. 3. Hak penyusuan dan pengasuhan (hadlonah)"Para ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang inginmenyempurnakan penyusuan. (QS Al Baqoroh 233)• Penelitian medis dan psikologis menyatakan bahwa masa dua tahun pertama sangat penting bagi pertumbuhan anak agar tumbuh sehat secara fisik dan psikis.• Selama masa penyusuan anak mendapatkan dua hal yang sangat berarti bagi pertumbuhan fisik dan nalurinya. Yang pertama: anak mendapatkan makanan berkualitas prima yang tiada bandingannya. ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan anak untuk pertumbuhannya, sekaligus mengandung antibodi yang membuat anak tahan terhadap serangan penyakit.• Yang kedua : anak mendapatkan dekapan kehangatan, kasih sayang dan ketentraman yang kelak akan mempengaruhi suasana kejiwaannya di masa mendatang. Perasaan mesra, hangat, dan penuh cinta kasih yang dialami anak ketika menyusu pada ibunya akan menumbuhkan rasa kasih sayang yang tinggi kepada ibunya.• Islam pun telah menetapkkan bahwa orang yang lebih berhak terhadap pengasuhan ini adalah orang yang paling dekat kekerabatannya dan paling terampil (ahli) dalam pengasuhan.• Hadist yang diriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari kakeknya bahwa Rasulullah saw pernah ditemui seorang wanita, ia berkata:"Wahai Rasulullah, sesungguhnya anakku dulu dikandung dalam perutku, susuku sebagai pemberinya minum dan pangkuanku menjadi buaiannya. Sementara ayahnya telah menceraikanku, tetapi ia hendak mengambilnya dariku."Kemudian Rasulullah bersabda:"Engkau lebih berhak kepadanya selama engkau belum menikah"
- 11. 4. Hak mendapatkan kasih sayang Rasulullah saw mengajarkan kepada kita untuk menyangi keluarga, termasuk anak di dalamnya. Ini berarti Beliau saw mengajarkan kepada kita untuk memenuhi hak anak terhadap kasih sayang. Sabda Rasulullah saw:"Orang yang paling baik di antara kamu adalah yang paling penyayang kepada keluarganya." Rasulullah mengajarkan untuk mengungkapkan kasih sayang tidak hanya secara verbal, tetapi juga dengan perbuatan. Pada suatu hari Umar menemukan beliau saw merangkak di atas tanah, sementara dua orang anak kecil berada di atas punggungnya. Umar berkata:"Hai anak, alangkah baiknya rupa tungganganmu itu." Yang ditunggangi menjawab:"Alangkah baiknya rupa para penunggangnya". Betapa indah susasana penuh kasih sayang antara Rasul saw dengan cucu-cucu beliau. Seorang ahli (Dorothy Law Nolte) berujar:"Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan." Bila orang tua gagal mengungkapkan rasa sayang pada anak- anaknya, anak-anak tersebut tak akan mampu menyatakan sayangnya kepada orang lain.
- 12. 5. Hak mendapatkan perlindungan dan nafkah dalam keluarga• Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 233: Artinya;"… Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dangan cara yang ma’ruf…"• Kemudian firman Allah dalam surah Ath - Thalaq ayat 6: Artinya:"Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu…"• Sebagai pemimpin dalam keluarga, seorang ayah tentu bertanggungjawab atas keselamatan anggota keluarganya, termasuk anaknya. Ia akan melindungi anaknya dari hal-hal yang membahayakan anaknya baik fisiknya maupun psikisnya. Demikian juga ia berkewajiban memberi nafkah berupa pangan, sandang, dan tempat tinggal kepada anaknya.• Apabila kepala keluarga tidak dapat mencukupi nafkah keluarganya, atau ayah telah meninggal dunia, maka wali dari anak (diantaranya paman dari ayah, saudara laki- laki, dan kakek) diberi kewajiban mencukupi nafkah keluarga tersebut. Apabila jalur kerabat tidak ada yang bisa mencukupi nafkah anak, maka negaralah yang berkewajiban memberi nafkah kepada anak. Negara menyalurkan zakat atau sumber keuangan lain yang hak kepada keluarga yang tidak mampu. Bagaimanapun keadaannya, tidak pernah seorang anak harus menafkahi dirinya sendiri.
- 13. 6. Hak pendidikan dalam keluarga QS At-Tahrim ayat 6:• Artinya:"Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…"• Rasulullah juga mengajarkan betapa besarnya tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak. Sabdanya saw:"Tidaklah seorang anak yang lahir itu kecuali dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanya yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi."(HR Muslim).• Anak pertama kali mendapatkan hak pendidikannya di keluarga, sebelum ia mendapatkan pendidikan di sekolah.• Mendidik anak adalah tanggung jawab bersama antara ibu dan ayah, sehingga diperlukan pasangan yang seaqidah, dan sepemahaman dalam pendidikan anak. Jika tidak demikian tentunya sulit mencapai tujuan pendidikan anak dalam keluarga.• Anak pertama kali mendapatkan pengajaran nilai-nilai tauhid dari kedua orang tuanya, demikian juga mengenai ajaran-ajaran Islam yang lain. Anak mendapatkan pendidikan yang lebih banyak berupa contoh (teladan) dari kedua orang tuanya, di samping pendidikan dalam bentuk lisan, pembiasaan dan pemberian sanksi.
- 14. Metode pengajaran :Sejak di rahim, usia 120 hari (4 bulan) janin sudah bisa menerima stimulus dari ibu Bagi ibu muslimah, sangat dianjurkan memperbanyak membaca Al Qur’an dengan tartil. Karena ini akan berpengaruh besar bagi kebaikan sang anak. Di tahap ini kita mulai mendidiknya dengan kita sendiri menjalankan ibadah, amal ketaatan pada Allah dan juga dengan selalu menjaga hati dan badan kita secara prima. Itulah kebaikan-kebaikan dan pendidikan pertama kita pada buah hati kita. Catatan: Kebiasaan ibu-ibu hamil yahudi (rahasia kecerdasan anak-anakmereka), adalah mereka belajar matematika (mengerjakan soal-soal) dan memakan ikan. Terbukti anak-anak mereka cerdas di atas rata-rata.
- 15. Menurut Sahabat Ali bin Abi Thalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia: Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun. Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
- 16. Dalam soal mendidik anak, Rasulullah Muhammad SAW adalah sebaik-baiknya teladan.Pada diri Nabi ditemukan sosok pendidik yang menghargai anak.Penuhnya hati Rasul dengan kasih sayang, membuat Beliau tidak marahketika dalam shalatnya yang kusyuk punggung Beliau dinaiki cucunya,Hassan bin Ali bin Abi Thalib. Beliau malah melamakan sujudnya,hingga cucunya itu turun. Usai shalat, kepada jamaah Rasul meminta maafkarena sujudnya agak lama. “Para jamaah, karena cucuku ini aku sujud agak lama.Dia berlari mengejarku dan naik ke punggungku ketika aku sedang salat (sujud).Aku khawatir akan mencelakakannya kalau aku bangun dari sujud.” (HR Ahmad).Subhanallah, apakah saat ini kita masih memiliki kasih sayang seperti itu?Sikap kasih sayang dan kelembutanlah, sebenarnya, yang memungkinkan anakmenjadi dekat yang memudahkan mereka menerima petuah dan didikan orang tuanya.Orang tua yang miskin kasih sayang akan anaknya, menurut Nabi,akan mengundang murka Allah SWT.Aisyah RA berkata, telah datang seorang badui kepada Nabi.Nabi bertanya,” Apakah kamu suka mencium anakmu?” Dijawab, “Tidak.”Nabi bersabda,”..atau aku kuasakan agar Allah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu.”(HR Bukhari).
- 17. Lima Poin yang perlu diperhatikan :1. Keteladanan atau Qudwah2. Pembiasaan atau Aadah3. Nasehat atau Mau’izhoh4. Kontrol atau Mulahazhoh5. Sanksi atau Uqubah.Catt: keteladanan terpenting !!
- 18. Islam juga mensyariatkan untuk memperhatikan kualitas generasi penerusnya. Sebagaimana QS An-Nissa’ ayat 9: Artinya:"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yanglemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka…"
- 19. AlhamdulillahSelesai
Langganan:
Postingan (Atom)